Minggu, 06 Agustus 2023

Dr Desca dalam Rapat Koordinasi Bersama BPOM: Obat Tradisional yang mengandung berbagai khasiat perlu ditanyakan!

 

Dr Desca (paling kiri) yang tengah memberikan materinya mengenai obat tradisional BKO dalam persepsi kesehatan. (SM.Fahry)

SEMARANG - Badan Penagawasan Obat dan Makanan mengadakan rapat koordinasi Pengawasan dan Penindakan Obat Tradisional yang Mengandung Bahan Kimia Obat (BKO), Kamis (03/8). Acara tersebut diadakan di Hotel Tentrem, Semarang, dengan menekankan bahayanya obat tradisional yang mengintai masyarakat.

Maraknya peredaran obat tradisionanl membuat beberapa okum memanfaatkan keadaan tersebut. Badan Pengawasan Obat dan Makanan menemukan 2,5 juta picis obat tradisional yang mengandung BKO tinggi.

Adanyna BKO dalam obat-obatan tradisional memberikan dampak panjang bagi kesehatan. Artinya adalah dampaknya tidak serta merta dirasakan.

“Jika obat-obat yang dikonsumsi terus menerus itu menyebabkan efek buruk bahkan bisa menyebabkan resiko kematian,” jelas seorang dokter spesialis penyakit dalam dan influencer, Dr Desca Media Hertanto.

Salah satu contohnya pada obat tradisional pelangsing instan. Alih-alih melangsingkan berat badan, dengan mengkonsumsinya secara rutin dapat membahayakan jantung kita.

“Salah satu contohnya sering di obat pelangsing. Obat ini menyebabkan aritmia pada jantung, serangan jantung, hingga kondisi gagal jantung dan ujung-ujungnya bisa meninggal,” tambahnya.

Ironisnya, warga terpukau dengan kasiat obat tersebut yang dapat dirasakan instan. Awal pemakaian obat tradisional yang mengandung BKO seolah-olah dengan instan mengatasi penyakit kita. Efek yang dirasakan dapat langsung sehari sesudah pemakain. Inilah yang menjadikan warga terjerumus mengkonsusmi obat tradisional BKO.

“Masyarakat percayanya karena ketika sekali meminum obat, besok harinya sudah langsung sembuh,” imbuhnya

Lantas, bagaimanakah kita dapat mengetahui obat tradisional yang mengandung BKO? Simak informasi selengkapnyna.

Berdasarkan penjelasan Dr Desca, salah satu ciri yang sangat kentara adalah mengenai klaim Kesehatan yang tidak berdasar. Obat-obat tradisonal yang mengandung BKO akan mengklaim dapat menyembuhkan berbagai penyakit sekaligus.

“Biasanya satu obat ini mengandung berbagai khasiat. Jadi kalau ada seperti itu perlu dipertanyakan. Mampu mengobati diabetes, mengatasi kanker, mengobati gagal ginjal. Bahkan sampai saat ini belum ada obat medis yang seperti itu,” jelasnya.

Selain itu, obat tradisonal dengan BKO dapat secara instan menyembuhkan penyakit yang kita rasakan. Sesuai dengan penjelasan sebelumnya bahwa obat tradisonal dengan BKO memiliki efek Panjang yang membahayakan.

Jika obat tradisonal tidak berciri-ciri seperti di atas, pastikan bahwa sudah terdaftar di BPOM. Sebelum kita membelinya, harus di cek Kembali apakah sudah terdaftar di BPOM atau belum. Kita juga dapat mengecek di BPOM mengenai beberapa obat tradisional yang mengandung BKO.

“Kita harus menjadikan BPOM adalah satu-satunya sumber rujukan untuk jamu terstandarisasi atau jamu yang di curigai mengandung BKO,” ucapnya

Dalam kasus ini, maraknya obat tradisional yang beredar disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah adanya kebutuhan gaya hidup sehat masyarakat. Kebutuhan tersebut mendorong masyarakat untuk mencari informasi dan terjerumus dengan informasi yang tidak dapat dipercaya.

“Banyak konten-konten di media sosial mengenai kesehetan digemari juga oleh warga, karena orang itu pengen hidup sehat. Namun akhirnya warga terjerumus dengan informasi hoax,”ujarnya.

Terkait dengan penerimaan mis-informasi, Dr Desca menjelaskan banyak pasiennya yang mendapatkan informasi obat tradisonal BKO melalui group whats up dan facebook. Sebagai informasi, Indonesia adalah pengguna whats upp ke tiga paling banyak di dunia.

Dr Desca berharap agar permasalahan ini dapat ditangani dengan tepat. Salah satunyna dengan penguatan di layanan Kesehatan masyarakat seperti Puskesmas. Selain itu edukasi informasi di media sosial juga perlu diadakan akgar meminimalisir informasi hoax mengenai obat tradisional yang tepat.

 

Penulis : Fahry Setiawan

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sudah Ada Sejak Zaman Belanda, Sendang Stoom Tidak Pernah Mengalami Kekeringan

Dua anak laki-laki yang sedang meminum air dari mata air yang ada di Sendang Stoom secara langsung. (SM/Safinatur Riska)   SEMARANG - Sendan...