Jumat, 28 Juli 2023

Potensi Wisata Banjirkanal Timur di Tengah Masifnya Kegiatan Ekonomi Warga

 

Pelebaran sungai dan pembuatan tanggul di Banjirkanal Timur dengan menggunakan alat berat berupa eskavator. (SM/Fahry)

SEMARANG – Banjirakanal Timur adalah sistem pengendalian banjir sepanjang 7,4 KM dari Jembatan Banjirkanal Timur hingga Tanggul Banjirkanal Timur Ujung. Berdasarkan observasi lapangan yang telah dilakukan, setidaknya terdapat 97 pertokoan, 7 perusahaan, 30 bengkel, 59 kuliner, dan 61 home industry di sepanjang Banjirkanal Timur. Jumat (28/7)

Masifnya kegiatan ekonomi yang ada dapat berpotensi sebagai destinasi wisata. Terkait dengan potensi wisata, beberapa pedagang mengakui pernah mendengar wacana dijadikannya Banjirkanal Timur sebagai wisata.

“Pernah  dengar kalau di Banjirkanal Timur akan dijadikan sebagai tempat wisata. Dulu  gambar rencana pembangunannya ada di pasang, seperti gambar taman dan air mancur. Tapi tidak diselesaikan,” ujar seorang pedagang mi bakso, Paino (63).

Dari pantauan lapangan, sudah terdapat taman yang dipenuhi dengan pohon-pohon berukuran kecil. Perenovasian Banjirkanal Timur diketahui sudah memakan waktu selama empat tahun.

“Pembangunan proyek di Banjirkanal timur sudah lama sekitar 4 tahunan. Pada Pagi sama sore sudah digunakan untuk joging, nongkrong,tempat olahraga,dan tempat main layangan anak-anak,” jelas seorang petugas kebersihan, Alex (28).

Pengunjung yang tengah duduk dan menikmati suasana Banjirkanal Timur. (SM/Fahry)

Mengenai renovasi yang telah dilkukan, hingga saat ini terdapat alat berat berupa eskavator yang masih beroperasi di Banjirkanal Timur. Adanya dua eskavator tersebut digunakan untuk pembangunan tanggul dan pelebaran sungai.

“Ada dua eksavator dilokasi untuk pembuatan tanggul. Selain itu saat ini juga masih proses pelebaran sungai,” tambah Alex.

Adanya perenovasian yang telah dilakukan dan beberapa projek yang masih berjalan berdampak terhadap perekonomian pedagang sekitar. Setelah perenovasian yang memakan empat tahun, para pedagang kaki lima sudah tidak dapat berdagang lagi.

“Dulu sebelum di renovasi banyak peddagang kaki lima yg berjualan, seperti jualan kopi, siomay, dan lain-lain.  Sekarang sudah tidak diperbolehkan,” ujar seorang pedagang angkringan, Widodo (45).

Widodo salah satu pedagang kuliner di Banjirkanal Timur yang tengah di wawancarai akan adanya dampak perenovasian. (SM/Fahry)

Widodo adalah pedagang kuliner berupa makanan dan minuman sejak tahun 2002 di Banjirkanal Timur. Dia berjualan dari jam 06.00 hingga 17.00 WIB.

“Saya berjualan dari jam 06.00 sampai 17.00 WIB karena jika malam hari di sini sepi. Jadi saya memilih berjualan di pagi hari sampai sore hari,” tambahnya.

Keadaan tersebut berbanding terbalik dengan di Banjirkanal Barat, dimana banyak stan kuliner yang dibuka menjelang malam hari.

Dengan adanya kondisi ini, para pedagang berharap agar Banjirkanal Timur dapat diolah menjadi wisata. Selain itu, sudah terdapat wacana dijadikannya Banjirkanal Timur sebagai destinasi wisata yang perlu direalisasikan. Hal ini tentunya agar dapat menunjang keadaan ekonomi pedagang dan warga di sepanjang Banjirkanal Timur.

“Saya berharap rencana tempat wisatanya direalisasikan biar jualannya makin ramai” tanggap Paino.

Penulis: Fahry Setiawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sudah Ada Sejak Zaman Belanda, Sendang Stoom Tidak Pernah Mengalami Kekeringan

Dua anak laki-laki yang sedang meminum air dari mata air yang ada di Sendang Stoom secara langsung. (SM/Safinatur Riska)   SEMARANG - Sendan...