SEMARANG – Banjirakanal Timur adalah sistem pengendalian
banjir sepanjang 7,4 KM dari Jembatan Banjirkanal Timur hingga Tanggul Banjirkanal
Timur Ujung. Berdasarkan observasi lapangan yang telah dilakukan, setidaknya
terdapat 97 pertokoan, 7 perusahaan, 30 bengkel, 59 kuliner, dan 61 home
industry di sepanjang Banjirkanal Timur. Jumat (28/7)
Masifnya kegiatan ekonomi yang ada dapat berpotensi sebagai
destinasi wisata. Terkait dengan potensi wisata, beberapa pedagang mengakui pernah
mendengar wacana dijadikannya Banjirkanal Timur sebagai wisata.
“Pernah dengar kalau
di Banjirkanal Timur akan dijadikan sebagai tempat wisata. Dulu gambar rencana pembangunannya ada di pasang,
seperti gambar taman dan air mancur. Tapi tidak diselesaikan,” ujar seorang
pedagang mi bakso, Paino (63).
Dari pantauan lapangan, sudah terdapat taman yang dipenuhi
dengan pohon-pohon berukuran kecil. Perenovasian Banjirkanal Timur diketahui
sudah memakan waktu selama empat tahun.
“Pembangunan proyek di Banjirkanal timur sudah lama sekitar
4 tahunan. Pada Pagi sama sore sudah digunakan untuk joging, nongkrong,tempat
olahraga,dan tempat main layangan anak-anak,” jelas seorang petugas kebersihan,
Alex (28).
Mengenai renovasi yang telah dilkukan, hingga saat ini terdapat alat berat berupa eskavator yang masih beroperasi di Banjirkanal Timur. Adanya dua eskavator tersebut digunakan untuk pembangunan tanggul dan pelebaran sungai.
“Ada dua eksavator dilokasi untuk pembuatan tanggul. Selain
itu saat ini juga masih proses pelebaran sungai,” tambah Alex.
Adanya perenovasian yang telah dilakukan dan beberapa projek
yang masih berjalan berdampak terhadap perekonomian pedagang sekitar. Setelah
perenovasian yang memakan empat tahun, para pedagang kaki lima sudah tidak dapat
berdagang lagi.
“Dulu sebelum di renovasi banyak peddagang kaki lima yg
berjualan, seperti jualan kopi, siomay, dan lain-lain. Sekarang sudah tidak diperbolehkan,” ujar seorang
pedagang angkringan, Widodo (45).
Widodo adalah pedagang kuliner berupa makanan dan minuman sejak tahun 2002 di Banjirkanal Timur. Dia berjualan dari jam 06.00 hingga 17.00 WIB.
“Saya berjualan dari jam 06.00 sampai 17.00 WIB karena jika malam
hari di sini sepi. Jadi saya memilih berjualan di pagi hari sampai sore
hari,” tambahnya.
Keadaan tersebut berbanding terbalik dengan di Banjirkanal
Barat, dimana banyak stan kuliner yang dibuka menjelang malam hari.
Dengan adanya kondisi ini, para pedagang berharap agar
Banjirkanal Timur dapat diolah menjadi wisata. Selain itu, sudah terdapat
wacana dijadikannya Banjirkanal Timur sebagai destinasi wisata yang perlu
direalisasikan. Hal ini tentunya agar dapat menunjang keadaan ekonomi pedagang
dan warga di sepanjang Banjirkanal Timur.
“Saya berharap rencana tempat wisatanya direalisasikan biar
jualannya makin ramai” tanggap Paino.
Penulis: Fahry Setiawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar