SEMARANG- Suaramerdeka.com Sungai Banjir
Kanal Barat digadang-gadang akan menjadi tempat Wisata Air. Namun sampai saat ini belum ada respon keberlanjutan dari pihak Pemerintah setempat terkait pembangunan objek wisata ini. Lalu
apakah di kawasan sungai ini layak dijadikan objek wisata?
Berdasarkan hasil dari pengamatan atau observasi kami pada Selasa (25/7) Sungai
Banjir Kanal Barat memiliki dua Bendungan. Bendungan yang dibagian utara
bernama Bendung Gerak dan yang di sisi selatan bernama Bendungan Pleret yang merupakan Bendungan tertua di Semarang. Kedua
Bendungan ini sama-sama berfungsi untuk menahan aliran sungai agar tidak terjadi
banjir di Kota Semarang.
Selain itu berdasarkan data yang kami himpun di sepanjang jalan sungai
terdapat beberapa bangunan seperti, 59 Pertokoan, 15 Perusahaan, 23 Bengkel, 58 Kuliner, 5 sekolah, 1 mall, 12 kantor, 61 Home Industry, 25 PKL (Pedagang
Kaki Lima), 71 Rumah, 2 Rumah Ibadah dan 2 Hotel.
Sementara itu disepanjang tepi sungai juga
dibangun fasilitas-fasilitas seperti jogging track, Ruang Terbuka Hijau dan Taman-taman yang bakal memanjakan mata pengunjung. Tak lupa juga berbagai macam
kuliner (streetfood) sudah tersedia disana yang biasanya dibuka mulai dari pukul 16.00 - 22.30 WIB.
Menurut salah satu pedagang bernama Ayu, ia
menuturkan bahwa di sekitar tepi sungai biasa dibuat untuk jogging (lari-lari kecil) pada waktu pagi dan sore hari. Selain itu juga terdapat stan-stan kuliner namun masih belum
resmi.
“Setiap pagi dan sore disini biasa buat
joging terus yang kuliner masih belum resmi (liar), dari kelurahan setempat juga
masih ngambang, ngga tau diperbolehkan atau tidak berjualan disini,” ucapnya.
Lebih lanjut, Ayu berharap agar
pemerintah segera meresmikan tempatnya ia berjualan, serta memberikan lapak bagi
para PKL.
“Harapannya kedepan pengennya PKL yang
berjualan disini diresmikan, terus yang kedua ngga bongkar pasang lah
disediakan tempat khusus, karena kan memang disini itu tempat kulineran gitu,”
sambungnya.
Disisi lain Ayu juga turut mendukung Pemerintah
jika Sungai Banjir Kanal Barat dijadikan sebagai objek wisata asalkan tidak
mengganggu para Pedagang Kaki Lima (PKL).
“Kalo saya mendukung asalkan satu ngga
ngganggu PKL aja udah gitu. Pokoknya jangan diusir, mau di gunakan untuk apapun
terserah yang penting PKL tetep berjualan,” tutupnya.***
Penulis : Muhammad Fauzan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar