Tugu Soeharto sumber : viva.co.id
Malam satu suro bagi sebagian masyarakat jawa dikenal
sebagai malam yang penuh dengan berbagai macam tradisi. Salah satunya di daerah
tugu soeharto yang melakukan Tradisi kungkum. Menurut warga setempat Tradisi ini
dipercaya mampu melebur dosa satu tahun yang lalu dan biasanya dilakukan setiap
malam satu suro (1 Muharram 1445 H) pukul 00.00 WIB dini hari.
Pada sebelum tugu itu didirikan tempat
tersebut merupakan tempat penyelamatan diri oleh soeharto yang kala itu sedang
berperang melawan penjajah. Setelah menjadi presden Soeharto memerintahkan untuk membangun tugu tersebut.
Bapak sukarno (sesepuh tokoh masyarakat)
“pak harto itu kan istilahnya kesesel itu ada
lawan dari arah perlawanan, terus kan prajuritnya sudah pada pergi tinggal pak
harto di kali itu istilahnya sudah kepergok sama lawan lah dia berteduh dibawah
batu ditengah tugu saat sebelum dibangun,” ucap sukarno.
Tugu yang berada di Kelurahan Bendan Duwur,
Kecamatan Gajah Mungkur, Kota Semarang ini dipercaya masyarakat sebagai tempat
mencari berkah atau istilah jawa sering menyebutnya dengan “ngalap berkah”. Selain itu menurut penuturan dari sesepuh tokoh
masyarakat, Tugu Soeharto berada di tengah-tengah pertemuan antara sungai kali
Garang dan Kreo.
“pertemuan sungai itu memang ada dua arah yang
satu kali garang yang satu kreo,” ucap sukarno.
“itu kalo ada yang mandi jamas atau ada punya
masalah misalnya mau ujian kok agak sulit itu minta disitu alhamdulillah ada
yang di kabul gitu,” sambungnya.
Para pengunjung biasanya sudah memenuhi tempat
pada pukul 23.00 malam hanya untuk menyaksikan atau melaksanakan ritual kungkum
tersebut. Sementara menurut Ki Joko Kendil mengatakan bahwa tradisi kungkum ini
harus disikapi dengan bijak sebagai seorang muslim.
“kita sebagai orang muslim harus bisa
menyikapi tradisi tersebut secara bijak niatkan saja untuk membersihkan diri ‘annadhafatu minal imaan’,”ujarnya.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar